, SUPERWOMAN WORDS !: Januari 2014

Senin, 27 Januari 2014

Kepergian Bumi.

Malam itu, tampak berbeda dari malam-malam sebelumnya. Langit sibuk. Sibuk memikirkan apa yang akan terjadi kepada dirinya jika ia ditinggalkan Bumi. Esok Bumi akan pergi meninggalkannya. Benar-benar meninggalkannya untuk waktu yang cukup lama. Setidaknya cukup lama bagi Langit untuk memupuk rindu. Dua tahun tepatnya, Bumi akan melanjutkan studi S2 nya di Universitas yang entah apa namanya, Universitas itu terletak di Eropa,tepatnya di Rusia.

Rabu, 01 Januari 2014

Langit si Egois.

Langit, lagi-lagi ulah langit.
Memang langit, dan selalu langit yang paling egois dalam hubungan ini. Tetapi langit egois karena bumi. Ya bumi lagi dan lagi. Bumi selalu membuatnya merasa menjadi orang paling egois yang pernah ada di jagat raya ini. Entah harus apa lagi, langit bingung. Bingung bagaimana cara ia menghilangkan sifat egoisnya itu.

Bumi,selalu begitu. Ia tak pernah sadar bahwa yang ia butuhkan hanyalah langit. Bukan yang lain. Tetapi, ia terlalu larut dalam semua aktivitasnya. Tak pernah ia perdulikan langit sedikitpun. Mungkin ia peduli,tetapi rasa pedulinya itu hanya 0,01% jika dibandingkan dengan rasa peduli langit terhadap bumi. Bumi selalu merasa langit hanyalah -pacarnya- belum menjadi -istrinya- oleh sebab itu bumi tidak begitu mempedulikan langit. Tetapi, apakah bumi tahu bahwa langit telah menggantungkan seluruh masa depannya tepat di atas kepala bumi. Langit sudah sibuk merangkai mimpi bersama bumi, merajut asa  sampai mungkin hanya kuasa Tuhanlah yang bisa memisahkan mereka berdua.

"Sekarang aku atau kamu yang egois?" rintih langit malam itu dalam doanya kepada sang pencipta. "Kamu ga pernah ngertiin aku, aku bukan apa-apa tanpa kamu bumi. Kamulah yang selalu menjadi orang pertama yang menggenapi setiap titik asa ini. Kamu, cuma kamu. Bukan yang lain" tangis langit semakin tumpah. Langit hanya berharap satu hal, bumi bisa mengerti seberapa penting dirinya untuk langit, hanya itu.